1. Arch de Triomphe di Perancis
Monumen yang pertama adalah Arc de Triomphe yang berdiri tepat di jalan raya menghadap ke barat dan timur Kota Paris, berada di antara Louvre dan Grande Arche de la Defense di bagian sebelah barat. Monumen ini didirikan oleh Kaisar Napoleon pada 1806 setelah meraih kemenangan pada pertempuran di Austerlitz. Ironisnya pembangunan monumen baru selesai pada 1836, jauh setelah kematian sang kaisar. Bahkan kemenangan lainnya pun kemudian dituliskan di monumen gerbang ini seperti ketika bangsa Jerman pada 1871 menaklukan Perancis, kemudian bangsa Perancis pada 1918. Jerman kembali menduduki Perancis pada Perang Dunia I 1940, namun tak lama kemudian Perancis dibantu Amerika berhasil mengusir Jerman pada 1944.
2. Arch of Septimius Severus di Roma
Monumen gerbang yang terbuat dari batu marmer putih ini dikenal dengan Arch of Septimus Severus, terletak di ujung timurlaut Gedung Dewan, Kota Roma, Italia. Monumen ini dibangun pada 203 SM untuk mengenang kemenangan atas Kerajaan Parthian yang saat itu dipimpin oleh Severus dan dua anaknya. Setelah kematian Severus, putranya Caracalla dan Geta menjadi pewaris tahta serta meneruskan perlawanan ayahnya. Hingga akhirnya Caracalla membunuh Geta pada 212 AD. Dan semua monumen dan catatan tentang Geta ia hancurkan dan hilangkan dari monumen gerbang kemenangan tersebut.
3. Arch of Constantine di Roma
Letaknya berdekatang dengan bangunan besar yang masyhur dalam sejarah dunia, Colosseum di Roma. Arc of Constantine dibangun pada 315 SM untuk menghormati kemenangan Constantine atas Kaisar Maxentius. Peperangan itu sebelumnya diawali dengan peristiwa Kaisar Constantine yang memeluk ajaran kristen. Berdasarkan keterangan para pencatat kronik, sebelumnya Constantine bermimpi bahwa Tuhan berjanji akan memberikan kemenangan seandanya ia menggunakan lambang salib di atas tamengnya. Meskipun Constantine berhasil memenangkan pertempuran, monumen gerbang kemenangan ini tidak memiliki simbol kristen yang berlebihan ataupun secara jelas.
4. Arch of Hadrian di Jerash (Yordania)
Monumen gerbang kemenangan yang satu ini letaknya di utara Yordania, Jerash merupakan salah satu kota yang sangat penting bagi pendudukan Romawi di jazirah Arab. Bahkan Kekaisaran Romawi memastikan keamanan dan keamanan di wilayah Jerash agar masyarakatnya hidup makmur. Kaisar Hadrian pernah mengunjungi Kota Jerash pada 129-130 SM, untuk itulah masyarakat Jerash mendirikan monumen gerbang tersebut. Dan saat ini monumen gerbang kemengan Hadrian ini menjadi jalan utama dari arah selatan menuju kota.
5. Timgad Arch di Algeria
Timrad merupakan wilayah kolonialisasi bangsa Romawi di Algeria (Aljazair) yang ditemukan oleh Kaisar Trajan pada 100 SM. Di sudut barat Kota Timgrad inilah berdiri sebuah monumen setinggai 12 meter yang dikenal dengan Trajan Arch ataupun Timgrad Arch. Monumen ini sempat mengalami restorasi pada 1900.
Bangunan monumen yang dibuat pada 82 SM oleh Kaisar Romawi Domitian dikenal dengan nama Arch of Titus, dan didirikan setelah kematian adik sang kaisar, Titus. Duka dan rasa hormat yang cukup dalam menginspirasi Domitian untuk membangun sebuah monumen untuk menghormati kemenangan Titus atas Jerusalem pada 70 SM. Dikabarkan bahwa bangunan Arc of Titus menjadi model bagi monumen-monumen lainnya yang berdiri sejak abad ke-16 termasuk Arc de Triomphe.
Monumen yang satu ini sedikit berbeda dengan dua sebelumnya. Patuxai merupakan sebuah monumen perang yang berdiri di pusat Vientiane, Laos. Monumen ini didirikan untuk menghormati mereka yang gugur dalam pertempuran kemerdekaan melawan pasukan kolonial Perancis. Monumen ini dibangun antara tahun 1957 dan 1968, meski demikian monumen ini memiliki lima menara yang menyimbolkan lima prinsip hidup berdampingan sesama masyarakat dunia. Selain itu juga menyimbolkan inti ajaran Budha, bijaksana – sopan dan santun, fleksibel, kejujuran harga diri dan kemakmuran.
Monumen yang satu ini terletak di Djemila, Algeria, di bangun di abad ke-1 SM oleh Kaisar Cuicul. Populasi Kota Djemila sendiri didominasi oleh para pasukan Romawi, namun kemudian kota tersebut berkembang menjadi pusat perdagangan di wilayah Algeria. Selama pemerintahan Kaisar Caracalla sebuah bangunan tempat berkumpulnya para senator pun dibangun. Sehingga sebuah monumen pun dibangun untuk menghormati Caracalla sekaligus kedua orangtuanya, Julia Domna dan Severus Septimus. Arch of Caracalla ini pernah dibongkar dan akan dipindahkan ke Paris oleh Duc d’Orleans pada 1839, namun sang duke meninggal dunia tiga tahun setelah dimulai pembongkaran sehingga pemindahan urung dilakukan. Monumen tersebut kembali dibangun pada 1922.
Sebagai situs bersejarah, Volubilis memiliki peranan penting dalam sejarah bangsa Romawi. Kota Volubilis terletak di bagian paling barat jajahan Romawi di Maroko merupakan tempat berdirinya Arc of Caracalla, tepat di tengah-tengah kota. Monumen ini berdiri pada 211 SM sebagai penghormatan terhadap Kaisar Caracalla dan ibunya, Julia Domna.
Tambahan :
6. Arch of Titus di Roma
Bangunan monumen yang dibuat pada 82 SM oleh Kaisar Romawi Domitian dikenal dengan nama Arch of Titus, dan didirikan setelah kematian adik sang kaisar, Titus. Duka dan rasa hormat yang cukup dalam menginspirasi Domitian untuk membangun sebuah monumen untuk menghormati kemenangan Titus atas Jerusalem pada 70 SM. Dikabarkan bahwa bangunan Arc of Titus menjadi model bagi monumen-monumen lainnya yang berdiri sejak abad ke-16 termasuk Arc de Triomphe.
7. Patuxai di Vientiane, Laos
Monumen yang satu ini sedikit berbeda dengan dua sebelumnya. Patuxai merupakan sebuah monumen perang yang berdiri di pusat Vientiane, Laos. Monumen ini didirikan untuk menghormati mereka yang gugur dalam pertempuran kemerdekaan melawan pasukan kolonial Perancis. Monumen ini dibangun antara tahun 1957 dan 1968, meski demikian monumen ini memiliki lima menara yang menyimbolkan lima prinsip hidup berdampingan sesama masyarakat dunia. Selain itu juga menyimbolkan inti ajaran Budha, bijaksana – sopan dan santun, fleksibel, kejujuran harga diri dan kemakmuran.
8. Arch of Caracalla di Djemila, Algeria
Monumen yang satu ini terletak di Djemila, Algeria, di bangun di abad ke-1 SM oleh Kaisar Cuicul. Populasi Kota Djemila sendiri didominasi oleh para pasukan Romawi, namun kemudian kota tersebut berkembang menjadi pusat perdagangan di wilayah Algeria. Selama pemerintahan Kaisar Caracalla sebuah bangunan tempat berkumpulnya para senator pun dibangun. Sehingga sebuah monumen pun dibangun untuk menghormati Caracalla sekaligus kedua orangtuanya, Julia Domna dan Severus Septimus. Arch of Caracalla ini pernah dibongkar dan akan dipindahkan ke Paris oleh Duc d’Orleans pada 1839, namun sang duke meninggal dunia tiga tahun setelah dimulai pembongkaran sehingga pemindahan urung dilakukan. Monumen tersebut kembali dibangun pada 1922.
9. Gerbang Menuju India
Gerbang menuju India ini dibangun untuk menghormati kunjungan Raja George V dan Ratu Mary ke Mumbai. Pembangunanya dimulai pada 1911 dan dibuka untuk umum 13 tahun kemudian. Gerbang ini dirancang dengan memadukan dua aliran seni arsitektur, Hindu dan Islam. Gaya arsitek islami bisa kita lihat dengan warna putih pada gerbang, sementara dekorasi dan ornamennya bergaya hindu. Upacara kenegaraan terakhir yang dilakukan di gerbang ini yakni pada 28 Februari 1948, ketika itu terakhir kalinya pasukan Inggris berada di India.
10. Arch of Caracalla di Volubilis
Sebagai situs bersejarah, Volubilis memiliki peranan penting dalam sejarah bangsa Romawi. Kota Volubilis terletak di bagian paling barat jajahan Romawi di Maroko merupakan tempat berdirinya Arc of Caracalla, tepat di tengah-tengah kota. Monumen ini berdiri pada 211 SM sebagai penghormatan terhadap Kaisar Caracalla dan ibunya, Julia Domna.
Tambahan :
Triumphal Arch of Orange di Perancis
Monumen gerbang kemenangan yang satu ini terletak di Perancis, dibangun di masa kekuasaan Kaisar Agustus di Agrippa untuk menghormati para veteran yang berperang di Gallic. Monumen ini kemudian direkonstruksi oleh Kaisar Tiberius untuk merayakan kemenangan atas Germanicus, sebuah suku bangsa Jerman. Monumen ini memiliki sebuah prasasti yang didedikasikan kepada Kaisar Tiberius yang ditulis pada 27 SM.